Air Siraman Putri Sultan Diambil dari Tujuh Mata Air Keraton | Rangkaian Prosesi Pernikahan Putri Keraton Yogyakarta
Monday
Kembang setaman terdiri dari roncean bunga melati, mawar, kenanga, yang dicampurkan ke dalam tujuh mata air itulah yang disiramkan kepada GKR Bendara. "Roncean bunga setaman inilah yang disiramkan ke Gusti Bendara," kata Yudahadiningrat.
Krobongan tempat dilakukan acara siraman sudah disulap menjadi roncean melati dan kain berwarna putih. Nuansa hijau dan putih menjadi dominasi acara siraman. Upacara siraman dipimpin oleh GKR Hemas, ibu pengantin putri.
Ada sekitar tujuh orang yang menyiram tubuh Reni--panggilan akrab pengantin putri. Reni terlihat tenang ketika tubuhnya disiram air. Dia juga tak tampak kedinginan. Selain Ratu Hemas siraman dilakukan oleh BRAy Mooryati Sudibyo. Adapun upacara siraman dilakukan oleh Nyi Penghulu Siti yang mengenakan jilbab dan kebaya berwarna abu-abu.
Yang menarik, di antara rombongan ada ibu berjilbab putih yang ikut melakukan prosesi siraman. Padahal mereka yang memasuki Bangsal Kedaton wajib mengenakan kain jarit lengkap dengan kebaya.
Menurut Yudahadiningrat, siraman maknanya membersihkan diri dari molimo, antara lain madat, madon, main, minum, dan maling.
Tempointeraktif
Air Siraman Putri Sultan Diambil dari Tujuh Mata Air Keraton, Rangkaian Prosesi Pernikahan Putri Keraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu Bendara Melakukan Upacara Siraman di Bangsal Kedaton, Koordinator Panitia Acara Pernikahan, KPH Yudahadiningrat, Roncean Bunga Setaman, Upacara Siraman Dipimpin oleh GKR Hemas, BRAy Mooryati Sudibyo, Nyi Penghulu Siti, Makna Siraman bagi Calon Pengantin